AJALMU BERAKHIR DI PELUKANKU
Hujan yang mengguyur kota Bandung sejak siang tadi, kini
telah berubah menjadi rintik-rintik air yang turun secara berirama. Matahari
mulai tenggelam kembali keperaduan.Awan gelap menghalangi sinar jingganya.
Suara jangkrik terdengar beriringan
dengan riangan suara katak yang sedang
bernyanyi ria. Perlahan di sibakkannya gorden jendela hijau kamar . Loly
lalu membuka sedkit jendela yang
berwarna senada dengan warna
gorden kamarnya.
Angin sore mulai beradu dengan dinginnya gerimis di senja
itu. Semilir bayu menusuk tubuh Loly setiap kali bertiup. Ia tengadah menatap
langit yang nampaknya semakin gelap saja . Gerimis kali ini lagi-lagi mewakili
ksedihan Loly sekaligus menemani kegalauannya. Tatapannya berubah kosong. Satu
persatu butir bening menetes dari mata indah Loly.
“Seandainya lu tau Frans” desisnya seraya menyeka air mata
yang mulai membasahi gumpalan daging di pipinya.
Hari ini adalah bulan ke-31 Frans ada di hati Loly. Setahun
lalu 4 hari menjelang Idul Fitri,Frans mengakhiri hubungannya dengan Loly. Namun hingga kini
Loly tak mampu menghapus rasa cintanya pada Frans. Bahkan Frans sendiri hingga
kini dalam waktu satu tahun ini sudah ketiga kalinya berganti pasangan.
“Terkutuk lo iblis!!!”
Untaian kalimat kebencian terhadap Frans, Loly lontarkan
melalu jejaring social miliknya.
“tok tok tok” seseorang mengetuk pintu kamar Loly. Bergegas
Loly menenanga diri dan menghapus air matanya . Ia menarik nafas panjang lau
berkata “masuk” sembari menutup gorden kamarnya. Seketika itu muncullah
seseorang dari balik pintu. Seseorang yang sejak tadi sudah di tunggu
kedatangannya oleh Loly. Ia datang dengan mengenakan celana bahan potongan
pedek warna coklatdengan atasan kaos biru polos. Ia lalu menghampiri Loly
sahabatnya itu. Melihat keadaan Loly saat itu, ia sudah dapat menebak dengan
jelas apa yang terjadi.
“Lo kenapa?” Tanyanya khawatir.
“Gua gak papa kok,” jawab Loly dengan suara sedikit serak.
“Lo abis nangis? Kenapa? Soal Frans? Mau sampe kapan lo kaya
gini?“ katanya prihatin.
Dia adalah Karin sahabat Loly. Kisah apapun yang Loly alami
selalu Ia curahkan kepada Karin. Hal itu
yang membuat Karin mengerti seluk beluk
apa yang ada di hati Loly. Karin lalu menyibak rambut Loly dan mengusap
lembut pipi Loly dengan ibu jarinya. Mereka lalu saling tatap.
“Gua capek rin, gua udah mutusin buat berusaha ngapus dia
dari kehiupan gua .” kata Loly dengan pandangan yang di alihkan.
“so?” Tanya Karin penasaran.
“Gua udah unfoll dia,gua apus kontak dia dari hape gua , gua
singkirin semua foto dia,gua singkirin semua benda tentang dia” jawab Loly.
“Sakit banget rasanya rin. Sekarang dia ngetweet tentang
gebetannya terus di twitter. Beberapa hari ini dia juga jutek sama gua, dan
adek gua bilang bola dari gua udah gak di tangan dia. Dalam arti lain dia udah
ngebuang pemberian dari gua. Gua tau kok itu bukan urusan gua lagi dan juga
bukan hak gua lagi. Tapi lu tau kan gimana susahya gua dapetin uang yang cukup
buat dapetin bola itu?.” Jelas Loly.
”Iya gua ngerti kok gimana perasaan lo. Sabar ya.” Kata
Karin mencoba menenangkan.
“Sejak gua coba buat
hapus ia dari kehidupan gua,gua mulai ngerasa lebih baik. Tapi gak tau kenapa
sekarang gua ke inget terus sama saat saat dimana Frans pernah nyakitin gua.”
Tambah Loly.
“Gua yakin kok lu pasti bias lupain Frans. Kalo sekarang lu
masih inget inget dia,wajar dong,kan semua hal butuh proses Ly.Lu yang sabar
ya. Biar tuhan yang bales.” Kata Karin
Tak seperti biasanya, ketika libur tiba Loly menyambutya
dengan ceria. Namun minggu pagi ini, Loly terbangun dengan malasnya. Jelas sekali terlihat bahwa ia baru beberapa jam
saja tidur. Mukanya seolah membengkak,matanya terlihat sembab.migran yang
ia derita sakitnya semaki menjadi-jadi.
Kepalanya serasa tertindih beton besi yang amat berat. Seluruh tubuhnya serasa
tak berotot lagi.
Ini adalah hari ke 7 Loly tanpa hal hal yang berbau Frans. Tiba-tiba saja Loly merasakan ada
rindu yang menusuk di hatinya. Rasa itu begitu menyiksa Loly. Loly juga
merasakan penyesalan yang amat dalam karena perilakunya terhadap Frans seminggu
terakhir ini. Loly merasa muak dengan
semua ini,ia sangat merasa bingung.
Loly beranjak dari tempat tidurnya dengan malas. Ia berjalan
menuju kamar mandi. Lalu di tariknya handuk yang terselampir di pintu kamar
mandi.
Seusai mandi, Loly berias untuk menyamarkan lekuk liuk
sembab wajahnya bekas kegalauannya semalam. Setelah mengeluarkan Honda Vario
dari garasi rumahnya. Loly langsung tancap gas menuju rumah Karin dengan mengenakan stelan baju santai
kesukaannya.
Beberapa menit kemudian Loly sampai si rumah Karin ketika Karin membuka pintu rumahnya. Tanpa jeda Loly
langsung memeluk Kari. Air mata yang
telah di bendungnya sejak dalam perjalanan menuju rumah Karin, akhirnya tumpah
dengan derasnya.
“Rin gua gak bisa rin. Gua gak bisa.” Kata Loly sambil
menangis di pelukan Karin. Karin lalu mengelus rambut hitam Loly dengan lembut
untuk menenangkannya.
“Tenang Ly, tenang . gak bisa apa maksud lo?” Tanya Karin.
“Gua gak bisa lupain Frans . gua udah coba tapi
ujung-ujungnya malah gua yang nyesel sendiri. Gua pura-pura benci sama dia di
twitter dengan maksud supaya dia benci sama gua balik trus gua jadi tambah
benci sama dia. Tapi nyatanya gua malah ngerasa bersalah dan nyesel.” Jelas
Loly.
“Lu butuh waktu Ly buat semua ini.” Kata Karin.
“Tapi gua capek
rin,gua capek. Sakit rin hati gua setiap dia bersikap egois ke gua.”
Kata Loly.
“Segala sesuatu gak ada yang praktis semua butuh waktu dan
proses,” kata Karin lalu mengambil segelas air minum yang ada di meja.
“Nih minum dulu biar lu ngerassa lebih tenang,” tawar Karin
sembari menyodorkan segelas air putih untuk sahabatnya itu.
Sepulang dari rumah Karin,Loly membanting tubuhnya di atas
kasur. Dia merasa lelah sekali hari itu. Rasanya ingin sekali ia cepat cepat
memejamkan matanya yang mulai sayu itu. Namun ketika ia baru saja menarik
nafas,telefon genggamnya bergetar. Ia kembali menghela nafas panjang lalu
dengan malasnya diangkatlah panggilan yang ia terima itu.
“Hallo”
“Ly,Frans Ly. Lu harus kesini sekarang Ly. Frans kritis Ly.”
Suaranya terdengar begitu panik. Mendengar kalimat itu,mata Loly langsung terbelalak.
Rasa letih yang tadi membelengguh dirinya kini seketika berubah menjadi
perasaan cemas dan gelisah.
“Frans kenapa?”
“Pokoknya sekarang lu ke rumah sakit Sukowati Frans dirawat
di ruang teratai!!”
Tanpa basa basi lagi,dengan segera Loly langsung menutup
telfon itu.Iapun bergegas menuju ke ruma sakit Sukowati yang berada sekitar 5km
dari rumahnya.
Sesampainya di rumah sakit,Loly lalu bergegas parkir.
Setelah tau bahwa lift di rumah sakit itu sedang rusak,tanpa piker panjang ia
berlari melalui tangga darurat dan menelusuri lorong lorong rumah sakit itu.
Kakinya begitu cepat melangkah menaiki satu persatu anak tangga. Energi yang
ada dalam dirinya seolah-olah ia gunakan seluruuhya. Fikirannya sudah tak
karuan. Ia begitu takut jika sesuatu yang buruk menimpa orang yang sangat di
cintainya itu.
Empat lantai berhasil
ia daki. Keringat yang membasahi kening dan leherya sedikitpun tak ia indahkan.
Kini matanya sibuk berputar mencari di mana ruangan tempat Frans di rawat. Kemudian
iapun menanyakan hal itu kepada seorag suster.
Perlahan Loly membuka pintu ruangan yang berwarna coklat
terang itu. Terlihatlah di balik pintu itu tepatnya beberapa dari jendela
ruangan tersebut terbaringlah Frans yang terlihat kaku. Wajah tampannya begitu
pucat, di tangan dan hidungnya terdapat selang.
Komentar
Posting Komentar