AJALMU BERAKHIR DI PELUKANKU

 #PART I

Hujan yang mengguyur kota Bandung sejak siang tadi, kini telah berubah menjadi rintik-rintik air yang turun secara berirama. Matahari mulai tenggelam kembali keperaduan.Awan gelap menghalangi sinar jingganya. Suara  jangkrik terdengar beriringan dengan riangan suara katak yang sedang  bernyanyi ria. Perlahan di sibakkannya gorden jendela hijau kamar . Loly lalu membuka sedkit jendela yang  berwarna senada dengan  warna gorden kamarnya.

Angin sore mulai beradu dengan dinginnya gerimis di senja itu. Semilir bayu menusuk tubuh Loly setiap kali bertiup. Ia tengadah menatap langit yang nampaknya semakin gelap saja . Gerimis kali ini lagi-lagi mewakili ksedihan Loly sekaligus menemani kegalauannya. Tatapannya berubah kosong. Satu persatu butir bening menetes dari mata indah Loly.

“Seandainya lu tau Frans” desisnya seraya menyeka air mata yang mulai membasahi gumpalan daging di pipinya.

Hari ini adalah bulan ke-31 Frans ada di hati Loly. Setahun lalu 4 hari menjelang Idul Fitri,Frans mengakhiri  hubungannya dengan Loly. Namun hingga kini Loly tak mampu menghapus rasa cintanya pada Frans. Bahkan Frans sendiri hingga kini dalam waktu satu tahun ini sudah ketiga kalinya berganti pasangan.

“Mau berapa cewek lagi yang lu sakitin!!!!!!”
“Terkutuk lo iblis!!!”
Untaian kalimat kebencian terhadap Frans, Loly lontarkan melalu jejaring social miliknya.
“tok tok tok” seseorang mengetuk pintu kamar Loly. Bergegas Loly menenanga diri dan menghapus air matanya . Ia menarik nafas panjang lau berkata “masuk” sembari menutup gorden kamarnya. Seketika itu muncullah seseorang dari balik pintu. Seseorang yang sejak tadi sudah di tunggu kedatangannya oleh Loly. Ia datang dengan mengenakan celana bahan potongan pedek warna coklatdengan atasan kaos biru polos. Ia lalu menghampiri Loly sahabatnya itu. Melihat keadaan Loly saat itu, ia sudah dapat menebak dengan jelas apa yang terjadi. 
“Lo kenapa?” Tanyanya khawatir.
“Gua gak papa kok,” jawab Loly dengan suara sedikit serak.
“Lo abis nangis? Kenapa? Soal Frans? Mau sampe kapan lo kaya gini?“ katanya prihatin.

Dia adalah Karin sahabat Loly. Kisah apapun yang Loly alami selalu Ia curahkan kepada  Karin. Hal itu yang  membuat Karin mengerti seluk beluk apa yang ada di hati Loly. Karin lalu menyibak rambut Loly  dan mengusap  lembut pipi Loly dengan ibu jarinya. Mereka lalu saling tatap.
“Gua capek rin, gua udah mutusin buat berusaha ngapus dia dari kehiupan gua .” kata Loly dengan pandangan yang di alihkan.
“so?” Tanya Karin penasaran.
“Gua udah unfoll dia,gua apus kontak dia dari hape gua , gua singkirin semua foto dia,gua singkirin semua benda tentang dia” jawab Loly.
“Sakit banget rasanya rin. Sekarang dia ngetweet tentang gebetannya terus di twitter. Beberapa hari ini dia juga jutek sama gua, dan adek gua bilang bola dari gua udah gak di tangan dia. Dalam arti lain dia udah ngebuang pemberian dari gua. Gua tau kok itu bukan urusan gua lagi dan juga bukan hak gua lagi. Tapi lu tau kan gimana susahya gua dapetin uang yang cukup buat dapetin bola itu?.” Jelas Loly.
”Iya gua ngerti kok gimana perasaan lo. Sabar ya.” Kata Karin mencoba menenangkan.
“Sejak  gua coba buat hapus ia dari kehidupan gua,gua mulai ngerasa lebih baik. Tapi gak tau kenapa sekarang gua ke inget terus sama saat saat dimana Frans pernah nyakitin gua.” Tambah Loly.
“Gua yakin kok lu pasti bias lupain Frans. Kalo sekarang lu masih inget inget dia,wajar dong,kan semua hal butuh proses Ly.Lu yang sabar ya. Biar tuhan yang bales.” Kata Karin

Tak seperti biasanya, ketika libur tiba Loly menyambutya dengan ceria. Namun minggu pagi ini, Loly terbangun dengan malasnya. Jelas  sekali terlihat bahwa ia baru beberapa jam saja tidur. Mukanya seolah membengkak,matanya terlihat sembab.migran yang ia  derita sakitnya semaki menjadi-jadi. Kepalanya serasa tertindih beton besi yang amat berat. Seluruh tubuhnya serasa tak berotot lagi.

Ini adalah hari ke 7 Loly tanpa hal hal yang berbau  Frans. Tiba-tiba saja Loly merasakan ada rindu yang menusuk di hatinya. Rasa itu begitu menyiksa Loly. Loly juga merasakan penyesalan yang amat dalam karena perilakunya terhadap Frans seminggu terakhir ini. Loly merasa muak  dengan semua ini,ia sangat merasa bingung.

Loly beranjak dari tempat tidurnya dengan malas. Ia berjalan menuju kamar mandi. Lalu di tariknya handuk yang terselampir di pintu kamar mandi.

Seusai mandi, Loly berias untuk menyamarkan lekuk liuk sembab wajahnya bekas kegalauannya semalam. Setelah mengeluarkan Honda Vario dari garasi rumahnya. Loly langsung tancap gas menuju rumah Karin  dengan mengenakan stelan baju santai kesukaannya.

Beberapa menit kemudian Loly sampai si rumah Karin ketika  Karin membuka pintu rumahnya. Tanpa jeda Loly langsung memeluk Kari. Air mata  yang telah di bendungnya sejak dalam perjalanan menuju rumah Karin, akhirnya tumpah dengan derasnya.

“Rin gua gak bisa rin. Gua gak bisa.” Kata Loly sambil menangis di pelukan Karin. Karin lalu mengelus rambut hitam Loly dengan lembut untuk menenangkannya.
“Tenang Ly, tenang . gak bisa apa maksud lo?” Tanya Karin.
“Gua gak bisa lupain Frans . gua udah coba tapi ujung-ujungnya malah gua yang nyesel sendiri. Gua pura-pura benci sama dia di twitter dengan maksud supaya dia benci sama gua balik trus gua jadi tambah benci sama dia. Tapi nyatanya gua malah ngerasa bersalah dan nyesel.” Jelas Loly.
“Lu butuh waktu Ly buat semua ini.” Kata Karin.
“Tapi gua capek  rin,gua capek. Sakit rin hati gua setiap dia bersikap egois ke gua.” Kata Loly.
“Segala sesuatu gak ada yang praktis semua butuh waktu dan proses,” kata Karin lalu mengambil segelas air minum  yang ada di meja.
 “Nih minum dulu  biar lu ngerassa lebih tenang,” tawar Karin sembari menyodorkan segelas air putih untuk sahabatnya itu.

Sepulang dari rumah Karin,Loly membanting tubuhnya di atas kasur. Dia merasa lelah sekali hari itu. Rasanya ingin sekali ia cepat cepat memejamkan matanya yang mulai sayu itu. Namun ketika ia baru saja menarik nafas,telefon genggamnya bergetar. Ia kembali menghela nafas panjang lalu dengan malasnya diangkatlah panggilan yang ia terima itu.
“Hallo”
“Ly,Frans Ly. Lu harus kesini sekarang Ly. Frans kritis Ly.” Suaranya terdengar begitu panik. Mendengar kalimat itu,mata Loly langsung terbelalak. Rasa letih yang tadi membelengguh dirinya kini seketika berubah menjadi perasaan cemas dan gelisah.
“Frans kenapa?”
“Pokoknya sekarang lu ke rumah sakit Sukowati Frans dirawat di ruang teratai!!”

Tanpa basa basi lagi,dengan segera Loly langsung menutup telfon itu.Iapun bergegas menuju ke ruma sakit Sukowati yang berada sekitar 5km dari rumahnya.

Sesampainya di rumah sakit,Loly lalu bergegas parkir. Setelah tau bahwa lift di rumah sakit itu sedang rusak,tanpa piker panjang ia berlari melalui tangga darurat dan menelusuri lorong lorong rumah sakit itu. Kakinya begitu cepat melangkah menaiki satu persatu anak tangga. Energi yang ada dalam dirinya seolah-olah ia gunakan seluruuhya. Fikirannya sudah tak karuan. Ia begitu takut jika sesuatu yang buruk menimpa orang yang sangat di cintainya itu.
Empat  lantai berhasil ia daki. Keringat yang membasahi kening dan leherya sedikitpun tak ia indahkan. Kini matanya sibuk berputar mencari di mana ruangan tempat Frans di rawat. Kemudian iapun menanyakan hal itu kepada seorag suster.


Perlahan Loly membuka pintu ruangan yang berwarna coklat terang itu. Terlihatlah di balik pintu itu tepatnya beberapa dari jendela ruangan tersebut terbaringlah Frans yang terlihat kaku. Wajah tampannya begitu pucat, di tangan dan hidungnya terdapat selang. 

Komentar